Indonesia memasuki babak baru dalam industri manufaktur. Seperti dilaporkan dalam berita industri manufaktur, perkembangan sektor ini sudah mampu menyumbang sekitar 20,27 persen untuk ekonomi nasional.
Tentu saja hal ini merupakan kabar baik. Sebab efek dari industri manufaktur itu sangat pesat dalam ekonomi bangsa. Tidak sekedar meningkatkan nilai tambah sebuah bahan baku, tapi juga bisa membuka lapangan kerja, menjadi sumber devisa dan juga menyumbang pajak serta cukai.
Dari catatan kementerian Perindustrian ada beberapa sektor yang memiliki kinerja di atas PDB nasional. Seperti industri logam dasar, industri tekstil dan pakaian jadi, serta industri alat angkutan.
Dilihat dari segi nilai Manufacturing Value Added (MVA), Indonesia adalah negara dengan industri manufaktur terbesar di ASIAN. Nilainya mencapai 4,5 persen. Sementara untuk tingkat dunia, industri manufaktur Indonesia berada di posisi ke-9 dunia.
Upaya Meningkatkan Industri Manufaktur
Pencapaian yang mengesankan memang dicapai Indonesia. Pemerintah pun terus berusaha meningkatkan industri manufaktur dalam negeri ini. Upaya yang dilakukan pemerintah seperti dengan meningkatkan rantai pasokan sehingga industri ini makin memiliki daya saing untuk berkompetisi di tingkat global.
Selain itu, pemerintah juga berusaha untuk menjamin ketersediaan bahan baku. Dengan begitu ini akan mendukung terjaganya iklim manufaktur di tanah air. Upaya pemerintah lainnya juga diwujudkan dengan fasilitas fiskal. Sehingga diharapkan pelaku industri ini bisa terbantu untuk meningkatkan industri tyang digelutinya.
Pemerintah juga terus berusaha untuk meningkatkan kemudahan bagi investor asing untuk menamankan modal di Indonesia. Hal tersebut juga tercermin dari meningkatnya peringkat doing business Indonesia yang pada tahun 2016 berada di peringkat ke 106, pada tahun 2017 lalu meningkat menjadi 91 berdasarkan data dari World Bank tentang Global Ease of Doing Business. Tentu saja, upaya ini tak bisa dibebankan pada pemerintah semata. Tapi perlu komitmen dari banyak pihak agar industri manufaktur Indonesia bisa makin meningkat pesat.
Peningkatan TKDN
Selain itu pemerintah juga amat concern dalam meningkatkan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN). Sebab hal itu berpengaruh terhadap perkembangan industri manufaktur.
Dengan tingkat TKDN yang tinggi maka itu bisa mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku impor. Di samping itu jelas juga akan berpengaruh terhadap peningkatan perekonomian dalam negeri. Secara langsung efeknya juga bisa dirasakan dengan terjadinya peningkatan tenaga kerja.
Selain itu, perhatian pemerintah juga terus untuk mendorong peningkatan ekspor industri manufaktur. Sebab produk manufaktur yang berbasis ekspor dapat meningkatkan produksi dan juga meningkatkan perekonomian.
Untuk mendorong ini, beberapa upaya yang dilakukan pemerintah seperti dengan membentuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Hingga saat ini terdapat 12 KEK di seluruh Indonesia.
Peran penting cepatnya pertumbuhan manufaktur juga akan dirasakan oleh pertumbuhan ekonomi negara. Dengan demikian, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, mutlak perlu peningkatan industri dengan basis manufaktur.
Meningkatnya pertumbuhan manufaktur itu juga terasa langsung dengan meningkatnya penerimaan pajak negara.
Jika mengacu pada data BPS, pertumbuhan industri manufaktur besar dan sedang (IBS) untuk triwulan pertama 2018 mengalami kenaikan sebesar 5,01 persen jika dibandingkan dengan triwulan pertama tahun 2017. Peningkatan ini karena naiknya produksi salah satunya untuk sektor industri kulit.
Kemudian jika dilihat dari provinsi yang mengalami pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Provinsi Sulawesi Tenggara. Provinsi ini mengalami pertumbuhan manufaktur mencapai 20,57 persen dibanding tahun sebelumnya. Memang masih perlu upaya panjang untuk pembenahan sektor ini. Namun yang jelas, perlu dorongan dari banyak pihak agar industri manufaktur Indonesia bisa makin meningkat di masa mendatang. Pemerintah bersama stakeholder lainnya perlu bersatu-padu agar peningkatan ini bisa terjadi. Efeknya tentu dirasakan semua rakyat Indonesia dengan peningkatan kemakmuran.
Tidak ada komentar: