Berkembangnya industri travel di Indonesia adalah fenomena yang menarik dicermati. Kondisi tersebut ikut berpengaruh terhadap berkembangnya ekosistem hotel, termasuk lewat pemesanan online.

RedDoorz ikut serta menyemarakkan industri tersebut dan Amit Saberwal yang merupakan pendiri sekaligus CEO RedDoorz mengutarakan kunci suksesnya selama ini adalah fokus.

Seperti diketahui, RedDoorz telah mengumpulkan US $ 11 juta dalam pendanaan Seri B pada bulan Maret tahun ini. RedDoorz mulai beroperasi pertama di tahun 2015 di Indonesia, dan sejak itu berkembang ke Singapura dan Filipina.

Indonesia dipilih sebagai pasar awal karena memang paling menarik di ASEAN. Total pangsa pasar ASEAN pada tahun 2025 menurut Google adalah sekitar USD 88 billion. Dengan besarnya potensi tersebut, Red Doorz ikut terjun di dalamnya.

Lebih lanjut Amit Saberwal menceritakan bagaimana mereka mengembangkan bisnis ini di Indonesia. Mereka mendatangi pemilik hotel kecil dan kemudian mengajaknya untuk bergabung di dalam jaringan RedDoorz.

Selain itu Amit juga menjelaskan mengenai karakter unik konsumen Indonesia yang belum terbiasa membayar dengan kartu kredit.

"Jadi kami mulai menempatkan solusi teknologi kami untuk memecahkan masalah ini. Dan kami akan segera mengidentifikasi dan menerapkan apa yang ingin kami lakukan. Dan kemudian kami akan membangun teknologi yang benar-benar akan menyelesaikan masalah dan menindaklanjuti untuk memperbaikinya," ungkapnya lansir e27.

Itulah yang telah dilakukan RedDoorz di Indonesia.

Karakteristik unik lainnya, di jelaskan, kalau di Indonesia, orang memeriksa Instagram mereka rata-rata sampai 28 kali sehari, karena itu RedDoorz Indonesia sangat aktif di Instagram.

Sementara di Filipina, Facebook diakses rata-rata 4 setengah jam per hari. Jadi RedDoorz pun menyesuaikannya.